Industri
kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Indonesia menyadari
bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan
mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual,
adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih
keunggulan dalam ekonomi global. Dalam mengembangkan industri kreatif, diyakini
bahwa kolaborasi antara berbagai aktor berperan dalam industri kreatif yaitu
cendikiawan (intellectuals),
pengusaha (business) dan pemerintah (government) menjadi suatu hal yang
mutlak dan syarat yang sangat mendasar. Tanpa kolaborasi ketiga elemen
tersebut, maka akan dikhawatirkan pengembangan industri kreatif menjadi tidak berjalan
selaras, efisien dan saling tumpang - tindih. Hal ini terjadi karena setiap
aktor memiliki peran yang sangat signifikan, namun juga memerlukan kontribusi
dari aktor lainnya Hal tersebut dapat dicapai dengan mekanisme koordinasi yang
baik atau melalui sebuah badan nasional untuk pengembangan industri kreatif
yang melibatkan ketiga aktor tersebut. Mengenai bentuk dan struktur dari badan
tersebut perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan, prosedur dan
realitas politik yang ada.
Kementrian
Perdagangan Indonesia memberikan sebuah definisi bahwa industri kreatif adalah
industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Pergeseran dari era pertanian kemudian masuk kedalam era industri, disusul oleh
era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru dibidang teknologi
informasi dan komunikasi (infokom) serta globalisasi ekonomi telah menciptakan
sebuah peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial baru yang belum
ernah terbayangkan sebelumnya. Industri
kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam
perekonomian, berbagai pihak berpendapat bahwa "kreativitas manusia adalah
sumber daya ekonomi utama" dan bahwa “industri abad kedua puluh satu akan
tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi.
Kementerian
Perdagangan telah melakukan klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Terdapat
14 klasifikasi, salah satunya adalah permainan interaktif. Industri kreatif ini
berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi permainan komputer yang
bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif
bukan di dominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
pembelajaran atau edukasi. Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola
produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru
di bidang infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile Communications (GSM) telah menciptakan
interkoneksi antar manusia yang membuat semakin produktif. Sebuah industri
kreatif tentu tidak hanya mengadalkan sebuah disiplin ilmu, tetapi didalamnya
ada banyak disiplin ilmu pengetahuan yang saling berkolaborasi hingga
menciptakan tatanan ekosistem bisnis yang sehat.
Permainan interaktif atau kita sebut video game, selain melibatkan cendekiawan dari disiplin ilmu informatika, diperlukan juga seorang desainer yang notabene mereka akan ditemukan sebagai cendikiawan dari disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV), dan disiplin ilmu lain tergantung jenis software yang akan mereka produksi. Tidak hanya cukup sampai produksi, selanjutnya kita membutuhkan mereka yang paham betul akan disiplin ilmu marketing, baik itu marketing secara offline maupun online. Apalah arti sebuah produk yang bagus tapi pemasaran tidak mencapai pada khalayak yang luas. Maka dari itu, kita bias mengkategorikan bahwa sebuah disiplin ilmu marketing adalah sebuah hal yang sangat krusial. Hingga pada akhirnya konsistensi diperlukan untuk menghasilkan sebuah value yang lebih besar agar benar-benar menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dengan ekonomi global.
Permainan interaktif atau kita sebut video game, selain melibatkan cendekiawan dari disiplin ilmu informatika, diperlukan juga seorang desainer yang notabene mereka akan ditemukan sebagai cendikiawan dari disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV), dan disiplin ilmu lain tergantung jenis software yang akan mereka produksi. Tidak hanya cukup sampai produksi, selanjutnya kita membutuhkan mereka yang paham betul akan disiplin ilmu marketing, baik itu marketing secara offline maupun online. Apalah arti sebuah produk yang bagus tapi pemasaran tidak mencapai pada khalayak yang luas. Maka dari itu, kita bias mengkategorikan bahwa sebuah disiplin ilmu marketing adalah sebuah hal yang sangat krusial. Hingga pada akhirnya konsistensi diperlukan untuk menghasilkan sebuah value yang lebih besar agar benar-benar menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dengan ekonomi global.