Pages - Menu

Sunday, June 23, 2013

Membersamai & Meyakini

 

Kita mungkin tidak selalu berada dalam kenyamanan dan kesenangan terus menerus, tapi cukuplah keberkahan dalam sempit, serta kesyukuran dikala lapang yang menjadi hiasan langkah kita. Ya kutahu itu tak mudah, tetapi kuyakin selama kita saling membersamai dan meyakini akan itikad baik yang tertulis didalam hati, semuanya akan terasa lebih mudah.

“Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil” -where there is a will there is a way ! 

Man jadda wa jadda :')

Wednesday, April 17, 2013

Industri Kreatif

Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Dalam mengembangkan industri kreatif, diyakini bahwa kolaborasi antara berbagai aktor berperan dalam industri kreatif yaitu cendikiawan (intellectuals), pengusaha (business) dan pemerintah (government) menjadi suatu hal yang mutlak dan syarat yang sangat mendasar. Tanpa kolaborasi ketiga elemen tersebut, maka akan dikhawatirkan pengembangan industri kreatif menjadi tidak berjalan selaras, efisien dan saling tumpang - tindih. Hal ini terjadi karena setiap aktor memiliki peran yang sangat signifikan, namun juga memerlukan kontribusi dari aktor lainnya Hal tersebut dapat dicapai dengan mekanisme koordinasi yang baik atau melalui sebuah badan nasional untuk pengembangan industri kreatif yang melibatkan ketiga aktor tersebut. Mengenai bentuk dan struktur dari badan tersebut perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan, prosedur dan realitas politik yang ada.

Kementrian Perdagangan Indonesia memberikan sebuah definisi bahwa industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Pergeseran dari era pertanian kemudian masuk kedalam era industri, disusul oleh era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru dibidang teknologi informasi dan komunikasi (infokom) serta globalisasi ekonomi telah menciptakan sebuah peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial baru yang belum ernah terbayangkan sebelumnya.  Industri kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian, berbagai pihak berpendapat bahwa "kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama" dan bahwa “industri abad kedua puluh satu akan tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi.

Kementerian Perdagangan telah melakukan klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Terdapat 14 klasifikasi, salah satunya adalah permainan interaktif. Industri kreatif ini berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi permainan komputer yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan di dominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile Communications (GSM) telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang membuat semakin produktif. Sebuah industri kreatif tentu tidak hanya mengadalkan sebuah disiplin ilmu, tetapi didalamnya ada banyak disiplin ilmu pengetahuan yang saling berkolaborasi hingga menciptakan tatanan ekosistem bisnis yang sehat

Permainan interaktif atau kita sebut video game, selain melibatkan cendekiawan dari disiplin ilmu informatika, diperlukan juga seorang desainer yang notabene mereka akan ditemukan sebagai cendikiawan dari disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV), dan disiplin ilmu lain tergantung jenis software yang akan mereka produksi. Tidak hanya cukup sampai produksi, selanjutnya kita membutuhkan mereka yang paham betul akan disiplin ilmu marketing, baik itu marketing secara offline maupun online. Apalah arti sebuah produk yang bagus tapi pemasaran tidak mencapai pada khalayak yang luas. Maka dari itu, kita bias mengkategorikan bahwa sebuah disiplin ilmu marketing adalah sebuah hal yang sangat krusial. Hingga pada akhirnya konsistensi diperlukan untuk menghasilkan sebuah value yang lebih besar agar benar-benar menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dengan ekonomi global.

Sunday, March 31, 2013

Mimpi dan Mental itu harus Setara!

Hampir setiap mahluk hidup didunia ini memiliki hal yang ingin dicapai atau kita sebut itu "mimpi". Saya pun begitu, mimpi adalah salah satu alasan terbesar kenapa saya ingin selalu hidup lebih baik dari hari sebelumnya. Dan saya yakin hal ini pasti dimiliki oleh hampir semua orang. Banyak orang berlomba-lomba untuk mencapai mimpinya, merealisasikan kekuatan doa dari Sang Maha Mendengar, tentunya dengan kerja keras agar bisa mencapainya. Tapi ada 1 hal yang sering kita lupakan, ketika kita menciptakan sebuah mimpi besar harus dibarengi dengan mental yang besar untuk menyeimbanginya.

Ada sebuah kisah yang saya dapatkan dari Pak Ecep, dosen Psikologi  sekaligus sebagai Student Care di kampus saya. Kisah ini saya dapatkan ketika beliau sedang memberikan motivasi penutup kegiatan Pengujian Program Kerja calon Ketua BEM 2013/2014 Kampus Universitas Nasional PASIM.

Alkisah, pada suatu masa hiduplah seorang pemuda miskin. Dia bermimpi untuk bisa berlayar dengan kapal pesiar yang harganya sangat mahal untuk seorang miskin sepertinya. Setiap hari dia bekerja keras, banting tulang, bahkan kalau bisa jadi ojek payung sekalian - oke ini hanya joke - , sampai akhirnya dia bisa mengumpulkan uang mencapai jumlah yang dibutuhkan untuk membeli tiket kapal pesiar yang harganya sangat mahal. Ketika dia sudah dapat mendapatkan tiket, kemudian dia naik ke kapal pesiar itu. Perjalanan di kapal pesiar itu selama 1 minggu. Dia melihat banyak keramaian dan orang-orang berpakaian mewah.

Hingga suatu saat, dia berkeliling dan melihat orang-orang sedang makan disebuah restoran yang sangat mewah. Dia tidak berani untuk masuk ke dalam restoran itu dan hanya melihatnya dari kejauhan. Dia kembali lagi ke tempatnya dan hanya makan dari bekal roti yang dibawanya. Setiap hari dia begitu, sampai pada suatu saat dia sedang makan sambil bersembunyi. Lalu, ada petugas dari kapal pesiar tersebut memanggilnya.

"Hei!!" teriak petugas kapal.
"Pak saya bukan penumpang liar. Saya punya tiket." kata pemuda itu dengan suara ketakutan.
"Anda sedang apa disini?" tanya petugas kapal.
"Saya sedang makan perbekalan saya. Saya tidak mampu beli di restoran yang mewah itu." jawab pemuda itu.
"Kalau Anda memiliki tiket, Anda gratis makan di restoran itu. Tiket itu sudah satu paket dengan makanannya juga." jelas sang petugas kapal.

Sampai akhirnya pemuda miskin itu mengerti.

Nah, apa yang menjadi menarik dari kisah pemuda ini? Dia adalah seorang yang memiliki mimpi yang besar dan kerja keras dalam merealisasikan mimpinya. Hingga akhirnya dia berhasil mendapatkan tiket untuk naik ke kapal pesiar itu. Namun, yang membuat dia berbeda adalah : dia masih memiliki mental miskin, masih mental minder. Dia naik kapal pesiar itu dengan mental makan siang dari bekal yang dia bawa. Dia belum memiliki mental bahwa dia setara dengan para penghuni di kapal pesiar tersebut.

Dari kisah ini, beliau memaparkan bahwa kita (teman-teman BEM Unas PASIM) sedang membangun mental. Kadang kita minder ketika bertemu dengan Mahasiswa/i BEM dari UNPAD, UPI atau ITB padahal kita sama-sama BEM. Yang membuat minder itu adalah mental kita. Kata beliau, ini hanya masalah kepercayaan diri saja, hanya masalah mental saja, dan itu hanya ada dikepala kita saja.

Awal bulan Maret kemarin saya mengikuti Training Research and Community Development (TRC) ke Yogyakarta yang dilaksanakan oleh tim Research Community and Development Center (RCDC) Jawa Barat. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang saya ikuti selama kurang lebih 3 hari, saya belajar banyak dari teman-teman ITB, UPI, dan UNPAD. Kebetulan hanya saya sendiri dan satu-satunya yang bukan berasal dari 3 kampus yang saya sebutkan sebelumnya.

Awalnya memang terasa asing dan sedikit minder, makanya saya memilih untuk diam saja, tapi memang benar minder itu hanya ada dikepala kita. Nyatanya, mereka sangat welcome, mulai dari perkenalan, diskusi, dan percakapan lainnya. Saya belajar bahwa mereka tidak meng-underistimate saya selama saya bisa berkontribusi. Malah saya menemukan teman-teman yang sangat luar biasa, kakak-kakak yang sangat menginpirasi, pokoknya keren banget deh. Jadi, benar kata-kata Pak Ecep sebelumnya bahwa minder itu hanya ada dikepala kita. So, ketika teman-teman memiliki mimpi besar maka harus dibarengi dengan mental yang besar pula.

Semoga catatan kecil yang saya share ini bisa bermanfaat dan menginspirasi teman-teman semua.

Wassalam,
Santi

Saturday, March 16, 2013

Mekkah ; Aku Rindu



Labbaikallahumma labbaik. 
Labbaikala syarikalakalabbaik. 
Innal hamda wanni’mata laka 
walmulk la syarikalak.
 
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, 
aku datang memenuhi panggilan-Mu. 
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, 
tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. 
Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan 
adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”

***

Untuk mereka yang pernah merasakan adanya pertemuan.
Rindu itu memang selalu hadir dan nyata terasa.
Apalagi untuk mereka yang sama sekali belum pernah bertemu.
Bertatap muka meski hanya sedetik saja.
Rindu itu amat sangat membuncah.
Rindu dijamu sebagai tamu Allah di Baitullah. 

Ya Allah, Engkau Maha Mendengar segala harapan hambaNya.
Dalam detik tak bertepi ini, izinkan hamba menggenggam harapan ini.
Harapan untuk menggenapkan separuh Ibadah hambaMu.
RumahMu sudah sangat tertancap didalam sanubari.
Menjamah daftar resolusi dikehidupan fana ini.
Mudahkan Ya Rabb, Mudahkan.
Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


***
Bandung, 16 Maret 2013.
Diantara sepotong senja dan riuh rintik hujan diluar sana.

Spagetti ala Dapur DuniaSantika


Thursday, February 28, 2013

This Februari, will be ended soon.

It’s already 28th Februari, and this month will be ended soon. 1 hours again, I starting write this post. When I’m seeing back to the past month, I’ve already realized, everything has gone smoothly :)

Like always, everything happens for a reason. Are u agree with me?

Every time I’ve passed through, there must be something special to learn about happiness from adequacy, survival from the heavy rain, easiness after difficulty, and surely, about being with You in the midst of loneliness. There is a little thing that didn’t go well, but compared to the sky, it seems so small.

If I can share all things to another, then I’m really sure, that’s a real blessing.  So that, no matter what happened in the past, for sure, they made me learn many things. Februari, certainly will be ended, but everything will start over.

Everything I wrote in this blog, so please read the oldest post, you can see that I'm trying to inspire the other. Althought, I know, I'm not a perfect one. I'm just trying :)

I promise for the next, I will to do many things better than before, to give usefulness extensively, to inspire others bigger than I’ve done in the past.

Thanks you for everyone, who always be by my side, who highly encourages me to hold the sky, who never ends to reap sincerity from du’a in every midnight.  And surely the most thankful is, given to You, Allah SWT. Who always gives me strength to face the storm, Who always eases my way to catch my dream, Who never stops to remind me about the truly love. Thanks for everythings.

---

Jl. Mentor, 28th Feb  2013 [23:25]

Sunday, February 24, 2013

BIMTEK MASTERTI III Wilayah Kab.Bogor

Setelah kemarin di Kab.Bandung, hari kamis 21 Februari 2013 saya kebagian implementor untuk wilayah Kab.Bogor yang otomatis sebenarnya itung-itung main keluar kota. Saya berhasil tidur hanya 1 jam saja, akhir-akhir ini agak kesulitan untuk tidur lebih awal, jam setengah 4 sudah siap-siap dijemput mobilnya Mas-nya Ratih. Soalnya jam 4 harus sudah berangkat naik mobil yang dari Pasteur walaupun kenyataannya tidak pas on-time berangkat jam 4 karena masih menunggu bu-ibu yang lainnya.

Sekitar jam setengah 5, rombongan yang berjumlah 13 orang plus supir berangkat. Perjalanan kali ini melewati tol Cipularang dan Jagorawi kemudian tembus keluar di terminal baranangsiang. Perjalanan kami terjebak macet di tol, karena ada kecelakaan di arah Cikunir. Agak kurang ngerti juga sih untuk alur perjalanan ke bogor. Semuanya benar-benar tergantung sama GPS dan nanya orang dijalan.

Kami sempat salah alamat,  ketika sudah sampai di Dinas Pendidikan Kota Bogor, kami kembali puter arah. Karena sebenarnya tujuan kami adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Ckck, harap maklum karena gak ada yang asli orang Bogor sih. Hehe

Tapi Alhamdulillah berkat GPS dari hape temanpintar-nya Sani dan keikhlasan Rendy yang mau bolak balik turun dari mobil nanyain langsung ke orang yang lagi nangkring dijalan akhirnya sampai juga di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
 
Dari 12 orang, kami dibagi menjadi 2 tim yang memegang 2 aula. Saya kebagian di aula 2, dari gerbang ke dalamnya lagi. Awalnya yang mengisi jadi trainer 1 adalah Iswari sampai pada tahap instalasi program, tapi karena dia mendadak turun stamina mungkin karena belum sarapan, ya kami semua belum sarapan sih sebenernya. Pada sesi cara penggunaan program, akhirnya saya yang melanjutkan sampai selesai. Dan teman-teman yang lain fokus di bagian rekapitulasi data dan bantuin bapak-bapak atau ibu-ibu ketika ada error atau ada yang ketinggalan.

Saya gak sempat buat dokumentasi, karena berbagai hal yang mendadak membuat mood saya turun saat hari itu. Tapi ada sih dokumentasi dari kameranya Sani, yang ada dibawah ini. Saya yang baju ijo ya ;).

 Eh iya, ini adalah trip terakhir saya dari BIMTEK gelombang tiga.



Wednesday, February 20, 2013

Menghadirkan Hari yang Baru


Sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu telah Allah SWT ciptakan dengan berpasang-pasangan. Ada siang dan juga ada malam, ada laki-laki dan juga ada perempuan, ada benar dan juga ada salah, ada hitam dan juga ada putih, dan contoh yang lainnya.

Setiap hari, rasa cinta ini padaNya tak pernah berkurang. Malah terus bertambah dan akan terus bertambah. Allah SWT begitu sayang pada saya, pada semua, pada umatNya. Walau pada kenyataanya, masih jauh ungkapan syukur itu saya persembahkan untukNya.

Saya bersyukur
Allah telah lahirkan saya dari Ayah dan Ibu saya sekarang.
Allah telah tempatkan saya dilingkungan yang membuat saya mau tidak mau harus bisa berjuang sendiri.

Allah itu tahu apa yang saya butuhkan, bukan apa yang saya inginkan :)

Hari ini ada tekad yang begitu kuat hadir dan selalu terbesit dihari-hari kebelakang. Ada yang telah hilang didalam diri saya, tapi bukan hilang. Hanya sedikit memudar. Entah itu apa, dalam bayangan saya itu adalah hal yang sederhana, tapi ternyata sulit untuk disederhanakan. MasyaAllah.

Iman itu nyata-nya memang ada naik-turunnya. Saya merasakannya. Tapi saya teringat nasihat seorang Ustadz Darlis saat kajian Islami di Kampus, bahwa memang iman bisa naik turun, tapi jangan biarkan itu menjadi hal yang biasa dan wajar. Dampaknya akan membuat kita biasa-biasa saja ketika iman sedang turun. Naudzubillah.

Saat ini, yang ada dibenak saya adalah seperti sedang memutar sebuah film dokumenter perjalanan hidup saya. Bagaimana perjalanan saya ketika memulai mengenal Allah SWT dengan sesadar-sadarnya hingga begitu sangat mencintaiNya. Belajar menemukan jati diri saya. Ah, seperti itu ya ternyata hidup, terus berjalan, bergolak, penuh warna.

Teringat pada masa dimana semangat membara untuk memperbaiki diri, berkarya untuk sesama, berkarya di jalan-Nya. Saya yang selalu diliputi ambisius yang begitu tinggi. Segala bentuk kompetisi dan seminar selalu disempatkan dengan maksimal. Begitulah, selalu mau menjadi yang paling baik, walaupun pada dasarnya, sikap seperti itu tidak boleh dipelihara. Tapi itulah diri saya. Tanpa sikap itu, saya takkan bisa menjadi seperti ini sekarang. Seseorang yang selalu ingin bermanfaat untuk sesama, ummat, dalam rangka berda’wah di jalan-Nya. InsyaAllah. Rindu sekali masa itu.

Namun, bukanlah seorang yang beriman jika dilahirkan tanpa dengan ujian. Allah memberikan ujian kepada hambaNya untuk melihat sejauh mana dan sebesar apa cinta hambaNya itu kepadaNya.

Ya, mungkin sudah bisa ditebak kemana arah pembicaraan ini :)

Ketika saya diperkenalkan dengan sebuah kosakata cinta.Ketika Allah mengajarkan betapa indahnya mencinta dan dicinta. Kala itu pula segala rasa ambisius ini berhasil terpupus. Karena saya belajar tentang arti ketulusan, tentang makna kelembutan hati. Ckck, dampaknya sangat besar untuk hidup saya saat ini. Meski masa kelam itu terus membayangi hari saya. Meski rasa sesal itu terus melingkupi diri.

Saya belajar untuk bisa lebih peka dan empati, lebih bisa berbicara dengan hati.Itu karena seseorang pernah mengajarkan saya tentang hal ini. Tentang indahnya mencinta. Tentang makna cinta sebagai kata kerja. Ah, tiba-tiba saya sangat begitu merindukannya. Bagaimanapun juga, dia selalu memberi saya semangat, mendorong saya untuk terus berkarya dan bisa bermanfaat bagi sesama. [tarik nafas]

Iya, itulah sepenggal cerita dari film dokumenter yang sedang berputar diotak saya.

Kini saatnya saya menghadirkan hari yang baru.
Saya yang lebih baik. Saya yang bisa lebih berkontribusi kepada sesama.
Kembali menapaki jalan-jalan Illahi.

Mungkin teman-teman penasaran kenapa saya tiba-tiba menulis ini.
Saya hanya ingin berbagi kisah tentang kehidupan saya saja sebenarnya. Semoga ada yang bisa diambil manfaat dan pembelajarannya. Beberapa hari yang lalu hati saya begitu sangat terketuk ketika melihat foto-foto saudara Muslim/Muslimah di Syria harus bertahan hidup seperti itu. Ada foto seorang bayi yang seluruh badannya bekas disayat-sayat oleh pisau, terbujur kaku dan membiru, teriris-iris hati ini. Dia yang tidak berdosa harus menanggung hal seperti itu. Surga Firdaus tempatmu, Dek. Semoga Allah segera memberikan solusi terbaik untuk ummat Islam disana. Semoga, aamiin.

Lantas apa yang bisa saya lakukan? Tidak ada apa-apa kecuali untuk selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka. Dan doa saya takkan terasa begitu sempurna jika saya tidak terus memperbaiki diri setiap harinya.

Ya, Allah Engkau Maha mendengar suara jerit hati ini. 

Bismillah, semoga Allah mudahkan hari-hari baru ini.

---

Jl. Mentor, 20 Feb 2013