Pages - Menu

Thursday, February 28, 2013

This Februari, will be ended soon.

It’s already 28th Februari, and this month will be ended soon. 1 hours again, I starting write this post. When I’m seeing back to the past month, I’ve already realized, everything has gone smoothly :)

Like always, everything happens for a reason. Are u agree with me?

Every time I’ve passed through, there must be something special to learn about happiness from adequacy, survival from the heavy rain, easiness after difficulty, and surely, about being with You in the midst of loneliness. There is a little thing that didn’t go well, but compared to the sky, it seems so small.

If I can share all things to another, then I’m really sure, that’s a real blessing.  So that, no matter what happened in the past, for sure, they made me learn many things. Februari, certainly will be ended, but everything will start over.

Everything I wrote in this blog, so please read the oldest post, you can see that I'm trying to inspire the other. Althought, I know, I'm not a perfect one. I'm just trying :)

I promise for the next, I will to do many things better than before, to give usefulness extensively, to inspire others bigger than I’ve done in the past.

Thanks you for everyone, who always be by my side, who highly encourages me to hold the sky, who never ends to reap sincerity from du’a in every midnight.  And surely the most thankful is, given to You, Allah SWT. Who always gives me strength to face the storm, Who always eases my way to catch my dream, Who never stops to remind me about the truly love. Thanks for everythings.

---

Jl. Mentor, 28th Feb  2013 [23:25]

Sunday, February 24, 2013

BIMTEK MASTERTI III Wilayah Kab.Bogor

Setelah kemarin di Kab.Bandung, hari kamis 21 Februari 2013 saya kebagian implementor untuk wilayah Kab.Bogor yang otomatis sebenarnya itung-itung main keluar kota. Saya berhasil tidur hanya 1 jam saja, akhir-akhir ini agak kesulitan untuk tidur lebih awal, jam setengah 4 sudah siap-siap dijemput mobilnya Mas-nya Ratih. Soalnya jam 4 harus sudah berangkat naik mobil yang dari Pasteur walaupun kenyataannya tidak pas on-time berangkat jam 4 karena masih menunggu bu-ibu yang lainnya.

Sekitar jam setengah 5, rombongan yang berjumlah 13 orang plus supir berangkat. Perjalanan kali ini melewati tol Cipularang dan Jagorawi kemudian tembus keluar di terminal baranangsiang. Perjalanan kami terjebak macet di tol, karena ada kecelakaan di arah Cikunir. Agak kurang ngerti juga sih untuk alur perjalanan ke bogor. Semuanya benar-benar tergantung sama GPS dan nanya orang dijalan.

Kami sempat salah alamat,  ketika sudah sampai di Dinas Pendidikan Kota Bogor, kami kembali puter arah. Karena sebenarnya tujuan kami adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Ckck, harap maklum karena gak ada yang asli orang Bogor sih. Hehe

Tapi Alhamdulillah berkat GPS dari hape temanpintar-nya Sani dan keikhlasan Rendy yang mau bolak balik turun dari mobil nanyain langsung ke orang yang lagi nangkring dijalan akhirnya sampai juga di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
 
Dari 12 orang, kami dibagi menjadi 2 tim yang memegang 2 aula. Saya kebagian di aula 2, dari gerbang ke dalamnya lagi. Awalnya yang mengisi jadi trainer 1 adalah Iswari sampai pada tahap instalasi program, tapi karena dia mendadak turun stamina mungkin karena belum sarapan, ya kami semua belum sarapan sih sebenernya. Pada sesi cara penggunaan program, akhirnya saya yang melanjutkan sampai selesai. Dan teman-teman yang lain fokus di bagian rekapitulasi data dan bantuin bapak-bapak atau ibu-ibu ketika ada error atau ada yang ketinggalan.

Saya gak sempat buat dokumentasi, karena berbagai hal yang mendadak membuat mood saya turun saat hari itu. Tapi ada sih dokumentasi dari kameranya Sani, yang ada dibawah ini. Saya yang baju ijo ya ;).

 Eh iya, ini adalah trip terakhir saya dari BIMTEK gelombang tiga.



Wednesday, February 20, 2013

Menghadirkan Hari yang Baru


Sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu telah Allah SWT ciptakan dengan berpasang-pasangan. Ada siang dan juga ada malam, ada laki-laki dan juga ada perempuan, ada benar dan juga ada salah, ada hitam dan juga ada putih, dan contoh yang lainnya.

Setiap hari, rasa cinta ini padaNya tak pernah berkurang. Malah terus bertambah dan akan terus bertambah. Allah SWT begitu sayang pada saya, pada semua, pada umatNya. Walau pada kenyataanya, masih jauh ungkapan syukur itu saya persembahkan untukNya.

Saya bersyukur
Allah telah lahirkan saya dari Ayah dan Ibu saya sekarang.
Allah telah tempatkan saya dilingkungan yang membuat saya mau tidak mau harus bisa berjuang sendiri.

Allah itu tahu apa yang saya butuhkan, bukan apa yang saya inginkan :)

Hari ini ada tekad yang begitu kuat hadir dan selalu terbesit dihari-hari kebelakang. Ada yang telah hilang didalam diri saya, tapi bukan hilang. Hanya sedikit memudar. Entah itu apa, dalam bayangan saya itu adalah hal yang sederhana, tapi ternyata sulit untuk disederhanakan. MasyaAllah.

Iman itu nyata-nya memang ada naik-turunnya. Saya merasakannya. Tapi saya teringat nasihat seorang Ustadz Darlis saat kajian Islami di Kampus, bahwa memang iman bisa naik turun, tapi jangan biarkan itu menjadi hal yang biasa dan wajar. Dampaknya akan membuat kita biasa-biasa saja ketika iman sedang turun. Naudzubillah.

Saat ini, yang ada dibenak saya adalah seperti sedang memutar sebuah film dokumenter perjalanan hidup saya. Bagaimana perjalanan saya ketika memulai mengenal Allah SWT dengan sesadar-sadarnya hingga begitu sangat mencintaiNya. Belajar menemukan jati diri saya. Ah, seperti itu ya ternyata hidup, terus berjalan, bergolak, penuh warna.

Teringat pada masa dimana semangat membara untuk memperbaiki diri, berkarya untuk sesama, berkarya di jalan-Nya. Saya yang selalu diliputi ambisius yang begitu tinggi. Segala bentuk kompetisi dan seminar selalu disempatkan dengan maksimal. Begitulah, selalu mau menjadi yang paling baik, walaupun pada dasarnya, sikap seperti itu tidak boleh dipelihara. Tapi itulah diri saya. Tanpa sikap itu, saya takkan bisa menjadi seperti ini sekarang. Seseorang yang selalu ingin bermanfaat untuk sesama, ummat, dalam rangka berda’wah di jalan-Nya. InsyaAllah. Rindu sekali masa itu.

Namun, bukanlah seorang yang beriman jika dilahirkan tanpa dengan ujian. Allah memberikan ujian kepada hambaNya untuk melihat sejauh mana dan sebesar apa cinta hambaNya itu kepadaNya.

Ya, mungkin sudah bisa ditebak kemana arah pembicaraan ini :)

Ketika saya diperkenalkan dengan sebuah kosakata cinta.Ketika Allah mengajarkan betapa indahnya mencinta dan dicinta. Kala itu pula segala rasa ambisius ini berhasil terpupus. Karena saya belajar tentang arti ketulusan, tentang makna kelembutan hati. Ckck, dampaknya sangat besar untuk hidup saya saat ini. Meski masa kelam itu terus membayangi hari saya. Meski rasa sesal itu terus melingkupi diri.

Saya belajar untuk bisa lebih peka dan empati, lebih bisa berbicara dengan hati.Itu karena seseorang pernah mengajarkan saya tentang hal ini. Tentang indahnya mencinta. Tentang makna cinta sebagai kata kerja. Ah, tiba-tiba saya sangat begitu merindukannya. Bagaimanapun juga, dia selalu memberi saya semangat, mendorong saya untuk terus berkarya dan bisa bermanfaat bagi sesama. [tarik nafas]

Iya, itulah sepenggal cerita dari film dokumenter yang sedang berputar diotak saya.

Kini saatnya saya menghadirkan hari yang baru.
Saya yang lebih baik. Saya yang bisa lebih berkontribusi kepada sesama.
Kembali menapaki jalan-jalan Illahi.

Mungkin teman-teman penasaran kenapa saya tiba-tiba menulis ini.
Saya hanya ingin berbagi kisah tentang kehidupan saya saja sebenarnya. Semoga ada yang bisa diambil manfaat dan pembelajarannya. Beberapa hari yang lalu hati saya begitu sangat terketuk ketika melihat foto-foto saudara Muslim/Muslimah di Syria harus bertahan hidup seperti itu. Ada foto seorang bayi yang seluruh badannya bekas disayat-sayat oleh pisau, terbujur kaku dan membiru, teriris-iris hati ini. Dia yang tidak berdosa harus menanggung hal seperti itu. Surga Firdaus tempatmu, Dek. Semoga Allah segera memberikan solusi terbaik untuk ummat Islam disana. Semoga, aamiin.

Lantas apa yang bisa saya lakukan? Tidak ada apa-apa kecuali untuk selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka. Dan doa saya takkan terasa begitu sempurna jika saya tidak terus memperbaiki diri setiap harinya.

Ya, Allah Engkau Maha mendengar suara jerit hati ini. 

Bismillah, semoga Allah mudahkan hari-hari baru ini.

---

Jl. Mentor, 20 Feb 2013